Articles

Waspada! Cacar Monyet Mengintai!

kementerian Kesehatan RI telah memastikan bahwa penyakit cacar monyet (monkeypox) telah menyebar masuk ke Indonesia, dengan ditemukannya kasus konfirmasi pada seorang laki-kaki warga negara Indonesia asal Jakarta berusia 27 tahun yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.  Virus  cacar  monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus, bagian dari keluarga Poxviridae yang mirip dengan virus penyebab cacar air (smallpox).

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark, ketika wabah penyakit seperti cacar menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Maka dari itulah, penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox. Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Saat ini penyakit    cacar    monyet    menjadi    masalah

kesehatan yang menjadi perhatian dunia di tengah pandemi COVID-19 dan virus hepatitis akut. WHO mencatat lebih dari 140 kasus suspek dan terdeteksi di sejumlah negara di Eropa, Amerika, dan Oceania pada Mei 2022. 

Cara Penularan
Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Cacar monyet juga ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin.

Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet. Hingga sekarang belum diketahui reservoir spesifik dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama.

Gejala dan Tanda
Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6-13 hari tetapi dapat pula 5-21 hari. Gejala cacar monyet akan berlangsung      selama 2-4 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang. 

Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan dan timbul lesi cacar berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah cacar monyet dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.

Diagnosis
Diagnosis cacar monyet berdasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan antibodi dari plasma atau serum darah dapat digunakan untuk mendeteksi cacar monyet. Namun, konfirmasi cacar monyet hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan spesimen diagnostik yang berasal dari lesi cacar, diantaranya menggunakan uji Polymerase Chain Reaction dan/atau sekuensing.

Pengobatan dan Vaksinasi
Pengobatan spesifik untuk cacar monyet belum ada, namun jika sudah terinfeksi maka pengobatan bersifat untuk meredakan gejala (simptomatis) dan suportif. 

Menurut Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SP. PD, KHOM (Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia), bahwa penggunaan antivirus seperti Tecovirimat untuk cacar monyet masih belum dapat dipastikan dan dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut.

Vaksin yang sebelumnya digunakan untuk penyakit cacar air, telah dilakukan pengembangan dan penelitian sehingga dapat digunakan untuk pencegahan cacar monyet,

namun ketersediaannya secara global masih terbatas. WHO belum memberikan rekomendasi untuk vaksinasi massal dalam menghadapi penyakit cacar monyet ini.

Pencegahan Cacar Monyet
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, meliputi:

  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).
  • Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  • Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Lakukan cuci tangan yang baik dan benar
  • setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  • Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi.
  • Memasak daging dengan benar dan matang.

Jika Anda mengalami gejala cacar monyet, segera konsultasi ke fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan saran, dilakukan pemeriksaan laboratorium dan perawatan medis.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Kemenkes RI. (2022). Penyakit Cacar Monyet (Monkeypox) dan yang Perlu Kita Tahu Tentangnya. Diakses pada 22 Agustus 2022, dari http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/mobile/berita/baca/419/Penyakit-Cacar-Monyet-Monkeypox-dan-yang-Perlu-Kita-Tahu-Tentangnya
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit., (2022), Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Monkeypox : Jakarta.
  3. Haken Tennizar Toena. (2022). Mengenal Cacar Monyet (Monkeypox). Diakses pada 22 Agustus 2022, dari https://herminahospitals.com/id/articles/mengenal-cacar-monyet-monkeypox.html
  4. Mitra Keluarga. (2022). Cacar Monyet (Monkeypox): Gejala, Cara Penularan, dan Pencegahan. Diakses pada 22 Agustus 2022, dari https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/cacar-monyet
  5. (2022). Monkeypox. Diakses pada 22 Agustus 2022, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox
  6. Nurul Faradila. (2022). Antivirus Tecovirimat Disebut Ampuh Percepat Penyembuhan Cacar Monyet. Diakses pada 24 Agustus 2022, dari https://health.grid.id/read/353300254/antivirus-tecovirimat-disebut-ampuh-percepat-penyembuhan-cacar-monyet?page=all

 


Download artikel ‘Waspada!Cacar Monyet Mengintai!’

traveler
wisata 

×